Be Thankful

Written on 10:38 AM by Harits Anwar

Be thankful that you don’t already have everything you desire,
If you did, what would there be to look forward to?

Be thankful when you don’t know something
For it gives you the opportunity to learn.

Be thankful for the difficult times.
During those times you grow.

Be thankful for your limitations
Because they give you opportunities for improvement.

Be thankful for each new challenge
Because it will build your strength and character.

Be thankful for your mistakes
They will teach you valuable lessons.

Be thankful when you’re tired and weary
Because it means you’ve made a difference.

It is easy to be thankful for the good things.
A life of rich fulfillment comes to those who are
also thankful for the setbacks.



GRATITUDE can turn a negative into a positive.
Find a way to be thankful for your troubles
and they can become your blessings.


~ Author Unknown ~

Mengapa Yahudi Pintar? Mengapa Indonesia terbelakang?

Written on 4:23 PM by Harits Anwar


Bangsa Yahudi adalah salah satu bangsa yang menguasai dunia karena kecerdasan dan kelicikannya baik dari segi sains, bisnis, maupun teknologi. Allah Ta’ala memang telah menganugrahkan kepada bangsa Yahudi suatu kelebihan berupa otak yang cemerlang. Dan sungguh sangat menarik mengetahui kenapa orang Yahudi begitu pintar dan mempunyai kelebihan dibanding bangsa-bangsa lain di atas dunia ini. Tentu saja dalam hal ini hanyalah sebatas kelebihan dalam hal urusan keduniawian. Facebook yang sedang digandrungi sekarang ini pun adalah hasil karya mereka.

Berikut ini sebuah artikel yang akan memaparkan sedikit sebab dari fenomena kelebihan mereka ini.

Artikel Dr. Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama. Stephen menulis dari pengamatan langsung. Setelah berada 3 tahun di Israel karena menjalani housemanship di beberapa rumah sakit di sana. Dirinya melihat ada beberapa hal yang menarik yang dapat ditarik sebagai bahan tesisnya, yaitu “Mengapa Yahudi Pintar?”

Ketika tahun kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari untuk pulang ke California, terlintas di benaknya, apa sebabnya Yahudi begitu pintar? Kenapa Tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau hasil usaha sendiri? Maka Stephen tergerak membuat tesis untuk PhD-nya. Sekadar untuk Anda ketahui, tesis ini memakan waktu hampir delapan tahun. Karena harus mengumpulkan data-data yang setepat mungkin.

Persiapan Melahirkan.
Marilah kita mulai dengan persiapan awal melahirkan. Di Israel, setelah mengetahui sang ibu sedang mengandung, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano. Si ibu dan bapak akan membeli buku matematika dan menyelesaikan soal bersama suami. Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering membawa buku matematika dan bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan Stephen suka matematika. Stephen bertanya, “Apakah ini untuk anak kamu?” Dia menjawab, “Iya, ini untuk anak saya yang masih di kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius.” Hal ini membuat Stephen tertarik untuk mengikut terus perkembangannya. Kembali ke matematika tadi, tanpa merasa jenuh si calon ibu mengerjakan latihan matematika sampai genap melahirkan.

Cara Makan.
Hal lain yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung dia suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu. Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang-kacangan. Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandungi kimia yang tidak baik yang dapat merusak perkembangan dan penumbuhan otak anak didalam kandungan. Ini adalah adat orang-orang Yahudi ketika mengandung. Menjadi semacam kewajiban untuk ibu yang sedang mengandung mengonsumsi pil minyak ikan.
Ketika diundang untuk makan malam bersama orang orang Yahudi. Begitu Stephen menceritakan, “Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan yang sama saya perhatikan, mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet),” ungkapnya.

Biasanya kalau sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di satu meja. Menurut keluarga Yahudi, campuran daging dan ikan tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang, harus, terutama kacang badam. Uniknya, mereka akan makan buah-buahan dahulu sebelum hidangan utama. Jangan terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan dihidangkan buah-buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk. Akibatnya lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.

Rokok.
Di Israel, merokok adalah tabu, apabila Anda diundang makan di rumah Yahudi, jangan sekali-kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh Anda keluar dari rumah mereka. Menyuruh Anda merokok di luar rumah mereka.
Menurut ilmuwan di Universitas Israel, penelitian menunjukkan nikotin dapat merusakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak (bodoh). Suatu penemuan yang dari saintis gen dan DNA Israel.

Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat memperhatikan makanan, makanan awal adalah buah buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever).
Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata rata mereka memahami tiga bahasa, Hebrew, Arab dan Inggris. Sejak kecil mereka telah dilatih bermain piano dan biola. Ini adalah suatu kewajiban. Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan anak pintar.
Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak. Tak heran banyak pakar musik dari kaum Yahudi.

1 – 6 SD.
Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan diajar matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen, “Perbandingan dengan anak anak di California, dalam tingkat IQ-nya bisa saya katakan 6 tahun kebelakang!! !” katanya. Segala pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran tadi olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka. Olahraga yang diutamakan adalah memanah, menembak dan berlari. Menurut teman Yahudi-nya Stephen, memanah dan menembak dapat melatih otak fokus. Disamping itu menembak bagian dari persiapan untuk membela negara.

Sekolah Menengah – Perguruan Tinggi.
Selanjutnya perhatian Stephen ke sekolah tinggi (menengah). Di sini murid-murid digojlok dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan produk. Meski proyek mereka kadangkala kelihatannya lucu dan memboroskan, tetap diteliti dengan serius. Apalagi kalau yang diteliti itu berupa senjata, medis dan teknik. Ide itu akan dibawa ke jenjang lebih tinggi. Satu lagi yg di beri keutamaan ialah fakultas ekonomi. Saya sungguh terperanjat melihat mereka begitu agresif dan seriusnya mereka belajar ekonomi. Di akhir tahun di universitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek. Mereka harus mempraktikannya. Anda hanya akan lulus jika team Anda (10 pelajar setiap kumpulan) dapat keuntungan sebanyak $US 1 juta! Anda terperanjat? Itulah kenyataannya.

Kesimpulan, pada teori Stephen adalah, melahirkan anak dan keturunan yang cerdas adalah keharusan. Tentunya bukan perkara yang bisa diselesaikan semalaman. Perlu proses, melewati beberapa generasi mungkin?

Pendidikan Anak Di Palestina.
Kabar lain tentang bagaimana pendidikan anak adalah dari saudara kita di Palestina. Mengapa Israel mengincar anak-anak Palestina. Terjawab sudah mengapa agresi militer Israel yang biadab dari 27 Desember 2008 kemarin memfokuskan diri pada pembantaian anak-anak Palestina di Jalur Gaza. Seperti yang kita ketahui, setelah lewat tiga minggu, jumlah korban tewas akibat holocaust itu sudah mencapai lebih dari 1300 orang lebih. Hampir setengah darinya adalah anak-anak. Selain karena memang tabiat Yahudi yang tidak punya nurani, target anak-anak bukanlah kebetulan belaka. Sebulan lalu, sesuai Ramadhan 1429 Hijriah, Ismali Haniya, pemimpin Hamas, melantik sekitar 3500 anak-anak Palestina yang sudah hafidz al-Quran. Anak-anak yang sudah hafal 30 juz Alquran ini menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi. “Jika dalam usia semuda itu mereka sudah menguasai Alquran, bayangkan 20 tahun lagi mereka akan jadi seperti apa?” demikian pemikiran yang berkembang di pikiran orang-orang Yahudi.

Tidak heran jika-anak Palestina menjadi para penghafal Alquran. Kondisi Gaza yang diblokade dari segala arah oleh Israel menjadikan mereka terus intens berinteraksi dengan al-Qur’an. Tak ada main Play Station atau game bagi mereka. Namun kondisi itu memacu mereka untuk menjadi para penghafal yang masih begitu belia. Kini, karena ketakutan sang penjajah, sekitar 500 bocah penghafal Quran itu telah syahid.

Perang panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi lagi. Ini cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi Indonesia. Bagaimana perbandingan perhatian pemerintah Indonesia dalam membina generasi penerus dibanding dengan negara tetangganya?

Ambil contoh tetangga kita yang terdekat adalah Singapura. Contoh yang penulis ambil sederhana saja, Rokok. Singapura selain menerapkan aturan yang ketat tentang rokok, juga harganya sangat mahal. Benarkah merokok dapat melahirkan generasi “Goblok!?” Kata Goblok bukan dari penulis, tapi kata itu sendiri dari Stephen Carr Leon sendiri. Dia sudah menemui beberapa bukti menyokong teori ini. “Lihat saja Indonesia,” katanya seperti dalam tulisan itu. Jika Anda ke Jakarta, di mana saja Anda berada, dari restoran, teater, kebun bunga hingga ke musium, hidung Anda akan segera mencium bau asak rokok! Berapa harga rokok? Cuma US$ .70cents !!!

“Hasilnya? Dengan penduduknya berjumlah jutaan orang berapa banyak universitas? Hasil apakah yang dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri? Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggris? Apakah ini bukan akibat merokok? Anda fikirlah sendiri?”

Sumber: Majalah Sabili

Tambahan :
Jika ada buah, mendahulukan makan buah sebelum makan berat adalah sesuai dengan sunnah/cara makan Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam.
Memanah, berkuda, dan berenang adalah olahraga yang paling dianjurkan oleh Rasulullah Sallalahu ‘alaqihi wasallam kepada ummatnya.
Untuk ibu yang sedang mengandung, sangat dianjurkan untuk sering membaca atau mendengarkan Al-Qur’an.
Ternyata orang Yahudi juga sama dengan orang Islam, yaitu tidak memakan babi.

Yahudi dan Rokok.
Sebagaimana kita telah baca dalam artikel diatas, rokok adalah barang yang tabu bagi mereka. Akan tetapi tahukah anda Philip Morris adalah seorang Yahudi, adalah pemilik perusahaan rokok yang telah menguasai 50% pasar rokok di seluruh dunia. Termasuk di Indonesia, HM Sampoerna adalah termasuk milik Philip Morris.

Jadi apa yang bisa anda banggakan wahai perokok??? Bertaubatlah.

Wallahu ‘alam

Terimakasih

Semoga bermanfaat.

The Losers: Just anoither 'B Class' action movie...

Written on 3:35 PM by Harits Anwar

Film action yang disusupi komedi sangat identik dengan film ‘kelas B’, karena biasanya adegan action dan komedinya tidak proposional,  hanya Bad Boys yang bisa menyuguhkan adegan aksi dan komedi yang pas dan tidak terkesan timpang.
Begitu juga dengan film ‘The Losers’, film yang merupakan adaptasi Vertigo Comics ini (ya, film ini diangkat dari komik). Versi komik ‘The Losers’ sendiri kurang dikenal oleh orang bayak, bahkan pecinta komilk sekalipun kemungkinan tidak tahu ada komik berjudul ‘The Losers’. Sepertinya akhir-akhir ini banyak film dari adaptasi komik yang kurang terkenal, seperti Watchmen dan Kick-Ass (entah karena mereka kehabisan ide atau memang ingin menyenangkan comics die-had :P), walaupun kurang komiknya populer, ternyata bukan berarti filmnya bakalan down di pasaran, terbukti film Kick-Ass teryata sukses secara komersil.

The Losers igarap oleh Sylvain White, memang sutradara ini tidak begitu terkenal di Hollywood, sutradara yang pernah menggarap film ‘I'll Always Know What You Did Last Summer’ ini juga bukan sutradara yang produktif, dan melihat film-film yang digarapnya kebayakan kurang sukses, saya tidak menyalahkan anda kalau anda ber-eksperkasi rendah terhadap film ini. Begitu juga saya yang melihatnya seagai film ‘Kelas B’ yang biasanya murni merupakan ‘Popcorn Movie’.

Tetapi bukan berarti film ‘Kelas B’ tidak bisa menghibur ;)

Film ini menceritakan mengenai sebuah pasukan ‘Elite Team’ (basi? yeah) yang ditugaskan ke somalia untuk menghancurkan sebuah camp/markas teroris, yang ternyata merupakan sebuah konspirasi yang malah bertujuan untuk ‘membasmi’ team tersebut.
Fortunately (or unfortunately?) secara kebetulan yang tidak disegaja, tim ‘The Losers’ berhasil hidup. Mengetahui bahwa mereka seharusnya mati, maka mereka pun merahasiakan identitas mereka dan bahwa mereka masih hidup demi keselamatannya.




Film ini dibuka dengan dialog (yang terdengar serius) salah satu anggota team, yang ternyata itu merupakan joke semata, dari opening-nya film ini seakan menegaskan bahwa ini merupakan film komedi.
Action di film ini, well surprisingly, ternyata tidak begitu buruk, bahkan saya bisa menikmatinya, walaupun ceritanya standar sekali namun actionnya bisa membuat kita terhibur dengan adegan tembak-tembakan atau ledakan yang sebenarnya agak meniru film lain semacam James Bond, Bad Boys, dll.
But its okay, who cares? It’s a popcorn movie! :P



Kisah persahabatan antara anggota team yang solid merupakan nilai plus di film ini, begitu juga dengan aktor-aktornya yang pas, bukan aktor kelas Oscar memang, tetapi setidaknya tidak sekaku Robert Pattinson di Twilight (ups, sorry Twi-Hard :P). Lalu kemudian persahabatan yang berujung pernghianatan juga sebetulnya agak basi, tetapi okelah setidaknya ada adegan perkelahian yang membuat kita lupa akan ceritanya :P. Visual effect di film ini lumayan bagus, tidak seperti film 2012 yang full special effect, di film ini special effect-nya terlihat proporsional dan lumayan halus, walaupun tidak sehalus film-filmnya James Cameron atau Stephen Spielberg.


Sepertinya memang ada keuntungan tersendiri ketika kita menonton film dengan ekspektasi rendah, keuntungan pertama, jika filmnya buruk kita tidak begitu kecewa karena sudah mengantisipasi sebelumnya, dan keuntungan kedua, jika filmnya ternyata bagus (or at least entertaining), menjadi surprise yang tidak disangka-sangka yang mebuat bibir kita sedikit tersenyum kecil karena dugaan kita salah. Khusus untuk film ini, saya kita cukup menghibur, walaupun ceritanya sangat standar (thanks to visual effects!).
 

Toy Story 3: Pixar did it again...!

Written on 10:36 PM by Harits Anwar

Seperti kata pepatah, sepandai-pandainya tupai meloncat pada akhirnya jatuh juga. Begitu juga dengan dunia perfilman, sebagus apapun studio maupun sutradaranya, tidak mungkin selamanya sukses, suatu saat pasti ada kegagalan. Itulah pikiran saya ketika pertama kali melihat trailer film terbaru Pixar, Toy Story 3, sejujurnya saya kurang begitu tertarik dengan Toy Story 3, karena dilihat dari trailernya kurang menarik, apalagi film sekuel yang dibuat sampai ke3 biasanya tidak sebagus film sebelumnya.

But hey, Its Pixar..!

Oya, ini adalah film Pixar, so, mana mungkin jelek! Bukankah begitu? Oke, Pixar memang mungkin satu-satunya studio animasi yang (hampir) tidak pernah gagal, tetapi seperti pepatah diatas, tidak mungkin Pixar sukses terus, suatu saat pasti jatuh, begitu melihat berita & trailer Toy Story 3, my thougs: 'well, this time, they're falling..' :P, sejujurnya saya sedikit agak pesimis dengan film ini.

Dan ternyata...

Ternyata film ini jauh lebih bagus dari yang bisa saya bayangkan! Wow! Ketika saya paksakan menonton film ini dalam format 3Dnya, film ini jauh dari kata mengecewakan (oke, saya salah! :P). Pixar did it again! yeah.. 


Film ini dibuka dengan cerita petualangan Buzz, Woody, dkk dalam imajinasi Andy, seperti ingin flash back ke 2 film Toy Story sebelumnya, film ini menampilkan cuplikan 2 film sebelumnya, seakan membuka album foto lama, kita diajak untuk bernostalgia dengan film Toy Story 1&2.
 
Pengembangan cerita pada film ini harus saya akui sangat bagus, tidak terlalu dipaksakan, sangat serasi dan tidak melenceng dari 2 film selanjutnya. Dalam film ini diceritakan kalau Andy, si pemilik 'Toys' (Buzz, Woody, dkk) sudah menginjak usia 17 tahun, yang berarti dia bukan anak kecil yang suka bermain mainan lagi. Alhasil, para Toys merasa Andy sudah melupakan mereka dan para mainan ini sudah tidak ada artinya lagi untuk mereka. Menarik juga melihat bagaimana usaha para Toys berusaha menarik simpati Andy kepada mainan masa lalunya. Namun karena suatu kesalahan, akhirnya para mainan tersebut 'tedampar' ke Sunnyside Daycare (suatu tempat penitipan anak di Amrik), disana mereka menjadi mainan baru dan bertemu dengan teman baru yang awalnya terlihat menyenangkan, namun ternyata berubah menjadi tempat yang sangat mengerikan ;P. Ending yang menyentuh juga menjadi nilai plus film ini.



Yang saya suka dari film ini (dan film Pixar lainnya) yaitu karakter yang terlihat sangat hidup, siapa yang bisa menyangka kalau karakter mainan bisa begitu emosional dan natural? Well, that's pixar, lihat saja bertapa hidupnya karakter robot Wall-E dan ikan Nemo. 
 
Film ini disajikan dalam 2 format, yaitu 2D dan 3D. Efek 3D yang digunakan lebih baik daripada film-film animasi 3D sebelumnya seperti Monster vs Alien atau How to Train Your Dragon. Saya menyarankan anda menonton dalam format 3Dnya karena lebih terasa 'feel'nya, lebihn mahal memang, but its worthly ;). Melihat kesuksekan 3Dnya Toy Story 3, sepertinya film-film Pixar lainnya juga akan disajikan dalam bentuk 3D (semoga saja :D).

Scoring yang digarap oleh Michael Giacchino sangat menunjang 'feel' dari film ini, sepertinya film-film Pixar memang langganan menggunakan Giacchino sebagai composernya (dan semoga begitu terus selanjutnya).
Alhasil, Toy Story 3 merupakan film ketiga yang meraup menghasilan diatas $100 juta, 2 film sebelumnya yaitu Iron Man 2 dan Alice in Wonderland.