Jakarta No 2 Termahal Setelah Singapura di ASEAN

Written on 9:38 AM by Harits Anwar

Jakarta merupakan kota kedua termahal di kawasan ASEAN setelah Singapura. Menyusul setelah itu berturut-turut Ho Chi Minh City (Vietnam), Bangkok (Thailand), Kuala Lumpur (Malaysia) dan Manila (Filipina ). Demikian hasil survei Mercer Worldwide tentang biaya hidup kota besar 2008 yang diumumkan hari Kamis (24/7).

Di tingkat global, Jakarta berada di urutan ke-82, sementara Singapura di posisi ke-13 kota-kota termahal di dunia. Kota-kota di kawasan ASEAN yang biaya hidupnya lebih murah dibandingkan Jakarta adalah Manila (posisi 110), Kuala Lumpur (106) , Bangkok (105 ) dan Ho Chi Minh ( 100). 

Menurut Mutiarawaty Thaher, Business Leader Information Product Solutions di Mercer Indonesia, biaya hidup yang relatif tinggi bisa memengaruhi tingkat kompetitif Jakarta sebagai lokasi investasi. Jakarta mengalami kenaikan dalam biaya kebutuhan hidup, pendidikan dan tarif jalan tol selama satu tahun terakhir. Akibatnya, terjadi peningkatan di semua indeks biaya hidup (dibanding New York). Namun demikian, Jakarta turun 27 tingkat dari posisi 55 ke -82 pada pemeringkatan tahun 2008 ini. Hal ini mungkin menjadi indikasi lonjakan pertumbuhan, juga kenaikan tingkat inflasi, yang dialami kota-kota besar lainnya di dunia.

Survei Mercer ini melibatkan 143 kota di enam benua dan mengukur biaya perbandingan yang meliputi harga 200 jenis barang di setiap lokasi, termasuk perumahan, transportasi, sandang, pangan, peralatan rumah tangga serta hiburan. Survei ini survei biaya hidup paling komprehensif di dunia dan dipakai untuk membantu perusahaan multinasional serta pemerintah menentukan santunan biaya hidup untuk pegawai ekspatriat.

Yvonne Traber, Manager Riset Mercer mengatakan kondisi pasar sekarang ini menuju berlanjutnya pelemahan dollar Amerika, dibarengi penguatan Euro dan mata uang lainnya, yang mengakibatkan perubahan nyata pada pemeringkatan tahun ini. Meskipun kota-kota di Eropa Barat dan Asia, yang secara tradisi memang mahal, kota-kota di Eropa Timur, Brazil dan India merambat naik dalam daftar. Sebaliknya, sejumlah kota seperti Stockholm dan New York kini justru kelihatan tidak mahal dalam perbandingan.  

"Riset kami memastikan adanya kecederungan kenaikan harga pada beberapa jenis bahan pangan dan bahan bakar, meskipun kenaikan itu tidak konsisten di semua kota . Hal ini sebagian diimbangi dengan penurunan harga untuk beberapa jenis komoditas seperti barang elektronik dan semacamnya. Hal ini menurut kami disebabkan impor yang lebih murah dari negara berkembang, terutama Cina, juga teknologi yang semakin canggih," demikian Traber.

Menurut Traber, menjaga tetap berada di atas perubahan dalam biaya hidup untuk ekspatriat adalah penting sehingga perusahaan dapat meyakinkan karyawan mereka mendapat kompensasi yang adil serta upah yang kompetitif saat ditugaskan di luar negeri.  

Tokyo termahal di Asia 

Survei Mercer Worldwide ini juga menunjukkan, Tokyo di Jepang menjadi kota Asia termahal, di posisi 2 (skor 127), dua peringkat naik dari tahun lalu. Seoul di peringkat 5 (skor 117,7) dan Hong Kong menempel ketat dengan selisih skor tipis 117,6. Singapura di posisi 13 dengan skor 109,1. Sementara Karachi di Pakistan tetap sebagai kota paling tidak mahal di kawasan ini dengan skor 54,7 di posisi 141.  

Sementara kota-kota yang ada pada lima besar di Asia tetap stabil di peringkatnya, ada perubahan signifikan terjadi dalam daftar. Di India, Mumbai naik 4 peringkat ke 48 (skor 90,3), se mentara New Delhi merambat naik 13 posisi ke 55 (skor 87,5) akibat penguatan rupee India terhadap dollar AS. Meskipun India mengalami inflasi relatif tinggi, hal ini juga terjadi pada New York dan akibatnya mengurangi dampak pada kenaikan peringkat pada ko ta-kota tersebut. Manila melambung 27 posisi ke posisi 110 dengan skor 73,4, sebagian besar disebabkan kenaikan harga pada akomodasi berstandar internasional.  

Asia Pacific Head of Information Product Solutions Mercer , Neo Siew Khim seperti disampaikan Marketing & Public Relations Mercer Indonesia Rini Firdaus menyebutkan, kenaikan pada pemeringkatan biaya hidup untuk kota-kota seperti Singapura, India dan Filipina berpangkal pada tingginya kenaikan kualitas hidup (pada kasus di Singapura), pertumbuhan ekonomi yang kuat dibarengi tuntutan konsumen (seperti di India), dan naiknya pesona Filipina sebagai alternatif lokasi investasi usaha selain China dan India. 

Sejumlah kota tertentu mengalami penurunan tajam di dalam daftar. Contohnya Jakarta yang turun dari peringkat 55 ke 82 (skor 80,5) dan Bangkok yang merosot dari 9 5 ke 105 dengan skor 75,1. Di Vietnam, Hanoi luruh 35 tingkat ke posisi 91 (skor 79) dan Ho Chi Min City tersungkur 40 tingkat ke posisi 100 (skor 76,3). Penye bab utamanya karena mata uang dong Vietnam tetap stabil terhadap dolar AS sehingga mendorong kota in i turun peringkat. Tingkat inflasi yang diamati pada barang-barang di kota-kota Vietnam dibanding New York makin memperlebar jurang pemisah. 

Menurut Neo, meskipun kota-kota Asia mendominasi 10 tempat termahal untuk dihuni serta banyaknya kota Asia yang merambat naik tahun ini, biaya hidup di Asia tetap tidak menyurutkan minat banyak perusahaan untuk tetap datang ke Asia dan mengembangkan oper asi atau memperoleh pengalaman kerja di kawasan tersebut. Hal ini bisa jadi disebabkan lingkungan usaha yang menarik di Asia yang menjadi fokus bagi investasi asing langsung dari organisasi multinasional yang berupaya untuk meningkatkan pendapatan serta m enanguk keuntungan yang nyata. 

Survei Mercer ini menyebutkan pula, Sydney tetap menjadi kota termahal bagi ekrpatriat di kawasan ini, naik enam tingkat di pemeringkatan secara keseluruhan ke posisi15 (skor 104,1). Melbourne mengikuti di posisi 36 (skor 94,2) , melonjak 28 posisi dan Perth merayap 31 posisi ke peringkat 53 (skor 88,5). 

Kota-kota di Australia dan Selandia Baru merambat naik di dalam daftar akibat apresiasi terhadap mata uang local terhadap dollar AS. Kota-kota di Selandia Baru yang menjadi pi lihan tidak terlalu mahal bagi para ekspatriat adalah Auckland yang berada di peringkat 78 (skor 81) dan Wellington di posisi 93

If you enjoyed this post Subscribe to our feed

No Comment

Post a Comment